Diabetes Dan Terapi Gizi

Diabetes atau masyarakat lebih mengenal dengan nama kencing manis adalah suatu penyakit kronik yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah.

Normal kadar gula darah adalah 70 - 110 mg/dl setelah berpuasa 8 jam (Gula Darah Puasa / GDP) serta < 200 mg/dl jika diukur 2 jam setelah makan (Gula Darah 2 jam Post Prandial / GDPP).

Penyebab gula darah menjadi tinggi adalah karena tidak cukupnya produksi insulin untuk metabolisme karbohidrat, atau insulin yang dihasilkan tubuh tidak dapat memetabolisme karbohidrat.

Diabetes melitus yang tidak ditangani atau dikendalikan denan benar dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti gagal ginjal (diabetic nephropathy), penyakit jantung, hipertensi, bahkan bisa mengakibatkan kaburnya penglihatan yang lebih jauh menyebabkan kebutaan (Diabetic retinopathy). 

Diabetes dapat dikendalikan dengan cara melakukan diet yang tepat, olahraga teratur serta terapi obat sesuai dengan petunjuk dokter.

Bagaimana Mengatur Diet Untuk Penderita Diabetes?

Prinsip diet diabetes adalah diet yang seimbang. Artinya asupan zat gizi yang berasal dari makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. maka dari itu penderita diabetes harus memperhatikan tiga hal berikut ini:

1. Jadwal
Maksudnya adalah penderita diabetes harus disiplin dalam mengatur waktu makannya yaitu tiap 3 - 4 jam sehari. Misalnya pukul 06:00, 12:00, 18:00 untuk makan besar dan pukul 09:00 dan 15:00 untuk makan ringan.

2. Jenis.
Maksudnya adalah bahwa penderita diabetes harus memperhatikan jenis kandungan gizi yang ada dalam makanan yang dikonsumsinya. Misalnya nasi dan roti golongan karbohidrat, daging dan ayam golongan protein, minyak golongan lemak, dan sebegainya. Penderita diabetes harus membatasi asupan karbohidrat dan lemak, teruama golongan karbohidrat sederhana seperti gula, nasi putih, permen, roti manis, dan lainnya.

3. Jumlah
Maksdunya adalah bahwa penderita diabetes harus meperhatikan berapa berat makanan yang dikonsumsinya agar jumlah zat gizi yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhannya.

Keberhasilan dalam pengendalian terapi gizi untuk penderita diabetes ini sangat tergantung kepada pola diet yang tepat serta kedisiplinan pasien dan keluarga.

Gangguan Bicara dan Bahasa Anak

Deteksi Dini Gangguan Bicara dan Bahasa Anak

Banyak para orang tua sering bertanya: "Kenapa anak saya belum lancar bicaranya padahal usia sudah dua tahun?".

Pertanyaan ini sering timbul di ruang poli dokter spesialis anak saat orang tua membawa anaknya berubat untuk keluhan tertentu,

Keterlambatan bicara dan bahasa pada anak dapat dialami oleh 5 - 8% anak usia pra-sekolah. Agar dapat mengetahui kapan seorang anak terlambat dalam berbicara, maka terlebih dahulu kita perlu mengenal tahapan bicara yang normal pada anak-anak.

Perkembangan bicara pada anak terdiri dari dua, yaitu:
  1. Perkembangan bicara reseptif.
  2. Perkembangan bicara ekspresif.


Untuk mudahnya orang tua dapat mendeteksi perkembangan secara ekspresif dari anak, yaitu:

Dari lahir sd. 3 bulan:
Tangisan yang sudah menunjukkan kebutuhan anak, misalnya haus, lapar, dan mengantuk.

Usia 3 - 6 tahun:
Babbling, anak sudah mulai mengoceh bababa, mamama, papapa, dan sebagainya.

Usia 6 - 9 bulan:
Anak sudah mulai mengoceh dalam bentuk suku kata.

Usia 9 - 12 bulan:
sudah mulai muncul kata, menirukan ujaran sederhana meski belum jelas.

Usia 12 - 18 bulan:
Anak sudah mulai menggunakan kosa kata yang dimiliki untuk berkomunikasi meski aartikulasi belum jelas dan menggunakannya belum dengan tepat seperti ketika haus dia akan berkata "ma..num" atau contoh lainnya.


Hal Yang Harus Diwaspadai Oleh Para Orang Tua

Para orang tua harus memperhatikan anaknya dan harus waspada bila menemukan kondisi seperti berikut ini:

  • Bila tidak ada babbling pada anak usia 0 - 6 bulan.
  • Bila bayi tidak menunjuk dengan jari pada usia 12 bulan disertai ekspresi wajah yang kurang.
  • Bila tidak ada kata yang berarti pada usia 16 bulan.
  • Bila tidak ada kata yang dapat dimengerti pada usia 24 bulan.

Untuk menegakkan diagnosis penyebab keterlambatan bicara, perlu pemeriksaan yang teliti oleh dokte yang terkadang membutuhkan pendekatan multidisiplin oleh dokter spesialis anak, dokter spesialis THT, dokter rehabilitasi medik / kesehatan fisik dan rehabilitasi atau psikiater anak / dokter spesialis kesehatan jiwa.

Penatalaksanaan keterlambatan bicara tergantung pada penyebabnya dan juga melibatkan kerja sama dokter spesialis anak, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, dokter spesialis THT dan Terapis wicara serta tentunya melibatkan kedua orang tua.

Orang tua dan lingkungan terdekat memegang peranan penting dalam perkembangan bicara dan bahasa seorang anak. hal-hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengoptimalkan perkembangan bicara dan bahasa anak antara lain:

  • Saling berkomunikasi dua arah atau meningkatkan kemampuan komunikasi dengan anak.
  • Membacaan cerita.

Keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa sebaiknya dapat dikenali oleh orang tua sedini mungkin agar mendapatkan tata laksana yang dapat memaksimalkan bicara dan bahasa yang dimiliki anak.

Cerebral Palsy

Kenali dan Cegah Sebelum Terlambat.
Penyakit ini Belum Ada Obatnya.

Cerebral Palsy (CP) pada anak adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya.

Cerebral Palsy tidak dapat disembuhkan dan merupakan kelainan yang berlangsung seumur hidup. Namun banyak hal yang dapat dilakukan agar anak dapat hidup semandiri mungkin. Cerebral palsy diandai oleh buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi syaraf lainnya.

Faktor resiko yang memungkinkan terjadi nya Cerebral Palsy antara lain adalah: letak sungsang saat dilahirkan, proses persalinan yang sulit, berat badan lahir rendah, prematur (lahir sebelum waktunya), kelainan susunan syaraf pusat (lingkar kepala saat lahir abnormal), perdarahan selama kehamilan, kejang pada saat bayi baru lahir dan gangguan kelenjar thyroid pada ibu.

Tanda awal Cerebral Palsy biasanya tampak pada usia < 3 tahun dan orang tua sering mencurigai ketika kemampuan motorik tidak normal.

Beberapa Hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Orang Tua:

Seorang anak dengan Cerebral Palsy dapat menampakkan gejala kesulitan dalam hal motorik halus, misalnya menulis atau menggunakan gunting, masalah keseimbangan berjalan atau mengenai gerakan involunter misalnya tidak dapat mengontrol gerakan menulis atau selalu mengeluarkan air liru.

Penatalaksanaan yang dilakukan biasanya tergantung kepada gejala dan bisa berupa:
  1. Fisioterapi
  2. Penggunaan braces (penyangga)
  3. Pemberian obat anti kejang saat kejang berlangsung.
  4. pemberian obat untuk mengurangi tremor dan rigiditas
  5. Terapi okupasi (agar anak dapat mengurus dirinya sendiri dan akhirnya nanti dapat bekerja menghasilkan sesuatu untuk dirinya).
  6. Terapi bedah ortopedik, bila tejadi kontraktur yang dikarenakan persendian jarang digerakkan terutama pada kaki.
  7. Terapi wicara.
Tujuan penatalaksanaan di atas adalah untuk membantu anak meningkatkan kemampuan sosial, meningkatkan kemampuan dalam belajar dan bermain, meningkatkan rasa percaya diri anak, dan menjaga dari tingkah laku yang dapat membahayakan diri anak. Sehingga anak akhirnya dapat hidup mandiri dalam mengurus dirinya.

Penanganan yang tepat dan dilakukan sedini mungkin akan mempercepat progres perkembangan anak yang diinginkan dan sebaliknya jika tidak segera diterapi dan terlambat diketahui maka akan mengganggu tumbuh kembang anak tersebut.