Masa-masa
liburan adalah saat yang sangat menyenangkan bagi banyak orang temasuk kita dan
keluarga kita. Liburan sekolah, liburan hari raya ataupun liburan lainnya
sering kita manfaatkan untuk melepaskan diri dari rutinitas dan beban pekerjaan
yang kadang membuat kita stress. Perjalanan pun kita lakukan ke tempat-tempat
yang dapat menghibur kita atau berkunjung ke kerabat kita. Bahkan melepas rindu
dengan orang-orang yang kita kasihi di kampung halaman bisa menjadi hiburan
tersendiri yang tidak tergantikan oleh apa pun. Selain perjalanan untuk
berlibur, perjalanan pun sering kita lakukan untuk kepentingan pekerjaan. Kita
selalu berharap bahwa perjalanan yang kita lakukan sangat menyenangkan. Namun
terkadang perjalanan dapat menjadi masalah tersendiri. Selain stress karena
kemacetan lalu lintas, berbagai kendala bisa kita alami selama dalam perjalanan
termasuk mabuk perjalanan.
Mabuk perjalanan adalah masalah
yang paling umum, bisa terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Bahkan
sebuah survei yang dilakukan di Jerman menunjukkan bahwa satu dari sepuluh
orang sering mengalami mabuk perjalanan (motion sickness). Perempuan tampaknya lebih sensitif
dibandingkan laki-laki. Sekitar 13 persen wanita sering mengalami mabuk
perjalanan, dibandingkan hanya 6 persen pria. Bepergian dengan kapal merupakan
tantangan terbesar. Hampir 6 persen penumpang kapal mengalami mabuk laut,
dibandingkan dengan pesawat udara (3 persen), bus (2,9 persen) dan mobil (2,7
persen).
Bagaimana
Mabuk Perjalanan Bisa Terjadi:
Mabuk
perjalanan (motion sickness) terjadi akibat terganggunya system keseimbangan
tubuh, dimana komponen-komponen system tersebut tidak bekerja secara sinkron.
Komponen-komponen system keseimbangan tubuh meliputi: sistem syaraf pusat
(otak), bagian dalam telinga, mata dan jaringan terdalam permukaan tubuh
(proprioceptors).
Contohnya
saat kita membaca buku di dalam kendaraan yang sedang melaju, mata dan tubuh
tidak memberikan sinyal adanya pergerakan ke otak, sementara telinga bagian
dalam merespon gerakan kendaraan dan memberitahukannya ke otak. Konflik
informasi yang diterima otak inilah yang menyebabkan terjadinya mabuk di
kendaraan. Contoh lainnya adalah saat kita berada di dalam dek kapal di
tengah-tengah badai. Meskipun tubuh mengalami guncangan, tetapi jika mata kita
tidak melihat pergerakan pada dinding, maka kita biasanya akan mual dan muntah.
Demikian pun yang terjadi saat kita mengalami mabuk udara atau saat melakukan
permainan wahana gerak.
Bau-bauan
tajam seperti asap rokok dan wewangian, kurangnya kadar oksigen dan banyaknya
kadar karbon dioksida di dalam kendaraan, system suspensi kendaraan yang tidak
baik, dan jalanan yang tidak rata bisa menjadi pemicu dan memperparah kondisi
mabuk perjalanan.
Gejala
Mabuk Perjalanan:
Menurut
University of Pittsburgh Medical Center, gejala mabuk perjalanan meliputi: