Masalah gizi merupakan masalah yang
umum hampir di setiap negara, baik negara miskin, negara berkembang maupun
negara maju. Negara miskin cenderung mempunyai masalah gizi kurang sementara
negara maju cenderung mempunyai masalah gizi lebih.
Di Indonesia, di era globalisasi ini
telah terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan yang telah menimbulkan
masalah gizi ganda. Disatu sisi masalah gizi kurang yang disebabkan oleh
kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan dan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Di sisi lain telah muncul
masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan
masyarakat tertentu disertai dengan kuranngya pengetahuan tentang gizi yang
baik.
Peningkatan pendapatan pada kelompok
masyarakat tertentu dan perubahan gaya hidup dan pola makan, yang dipercepat
dengan maraknya arus budaya makanan asing serta kurangnya aktifitas fisik
menyebabkan semakin banyaknya penduduk golongan tertentu yang mengalami masalah
gizi lebih berupa kegemukan dan obsitas. Dan masalah gizi lebih yang
mengkhawatirkan terjadi pada perempuan dewasa mencapai 26.9% dan laki-laki
dewasa sebesar 16.3%.
PENGERTIAN GIZI LEBIH
Gizi lebih adalah suatu kondisi
dimana terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran
energi. Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan menimbulkan masalah
kesehatan berupa berat badan lebih (overweight) dan obesitas. Makanan dengan
kepadatan energi yang tinggi (banyak mengandung lemak atau gula yang
ditambahkan dan kurang mengandung serat) juga menjadi pemicu gizi lebih.
Gizi yang berlebihan dapat
menyebabkan beberapa penyakit seperti di bawah ini:
- Obesitas dan kelebihan berat badan
- Hipertensi
- Diabetes
- Hipertiroid
- Stroke
POLA GIZI SEIMBANG
Pola gizi seimbang diperlukan untuk
mengatasi masalah kelebihan maupun kekurangan gizi. Gizi seimbang adalah
susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman
atau variasi makanan, aktifitas fisik, kebersihan dan berat badan ideal.
Baik gizi kurang maupun gizi lebih
keduanya mengakibatkan tubuh menjadi rentan terhadap penyakit dan menjadi
kurang produktif. Oleh karena itu diperlukan pedoman gizi seimbang sebagai
panduan yang disusun berdasarkan kebutuhan dengan memperhatikan usia, status
kesehatan dan aktifitas fisik.
Sebagai panduan, kebutuhan asupan
gizi seimbang divisualisasikan dalam bentung “Tumpeng Gizi Seimbang” (TGS) yang
terdiri atas potong-potongan tumpeng dimana lusanya potongan menunjukan porsi
yang harus dikonsumsi setiap hari. Paling bawah dialasi air putih yang
merupakan bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi kehidupan manusia, dan lainnya
seperti pola hidup bersih, aktifitas fisik dan olah raga teratur.
INDIKATOR KELEBIHAN GIZI
Status gizi
seseorang apakah lebih atau kurang bisa diukur dengan beberapa metode seperti
antropometri. Metode ini dilakukan dengan pengukuran bagian-bagian tubuh yang
perubahannya dapat merefleksikan keadaan kesehatan dan kesejahteraan seseorang
atau bahkan penduduk tertentu. Ukuran
yang digunakan adalah tinggi badan (atau panjang badan), berat badan, lingkar
lengan atas dan umur.
Index Massa Tubuh
(IMT) adalah cara lain untuk mengukur
kekurusan dan kegemukan dan merupakan cara yang paling murah dan mudah
dilakukan. IMT diukur dengan cara
membandingkan berat badan (kg) dengan tinggi badan kuadrat (m). Rumusnya
sebagai berikut:
IMT = BB / (TBxTB)
Contoh:
Misalkan berat badan anda 70 kg dan tinggi badan anda 175 cm, maka:
IMT = 70 / (1,75 x 1,75) = 22,86
Misalkan berat badan anda 70 kg dan tinggi badan anda 175 cm, maka:
IMT = 70 / (1,75 x 1,75) = 22,86
Untuk mengukur status gizi anak-anak nilai IMT
ukur tersebut dibandingkan dengan nilai IMT standar WHO sesuai dengan petunjuk
yang terdapat pada SK Kepmenkes RI Nomor:
1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
Anak.
Adapun untuk dewasa bisa ditentukan statusnya
dengan langsung melihat table indikatornya. Untuk orang indonesia, digunakan
standard Asia menurut IOTF, WHO (2000) sebagai berikut:
KLASIFIKASI
|
I
M T
|
BB Kurang
|
< 18.5
|
BB Normal
|
18.5 – 22.9
|
BB Lebih
|
≥ 23.0
|
v Dengan Risiko
|
23.0 – 24.9
|
v Obese I
|
25.0 – 29.9
|
v Obese II
|
>
30
|
v Obese II
|
>
30
|
KIAT
HIDUP SEHAT
- Konsumsi makanan yang memenuhi standar kesehatan
- Olahraga teratur
- Istirahat yang cukup
- Menciptakan lingkungan yang sehat
- Optimis
- Pribadi yang kuat
13 PESAN DASAR GIZI SEIMBANG
Pada tahun 1996, pemerintah melalui
Departemen Kesehatan mengenalkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) sebagai
panduan pemenuhan gizi masyarakat. Pedoman Umum Gizi Seimbang ini dijabarkan
dalam 13 pesan dasar sebagai berikut:
1.
Makanlah
aneka ragam makanan
2.
Makanlah
makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3.
Makanlah
makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi
4.
Batasi
konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
5.
Gunakan
garam beryodium
6.
Makanlah
makanan sumber zat besi
7.
Berikan
ASI saja pada bayi sampai berumur 4 bulan
8.
Biasakan
makan pagi
9.
Minumlah
air bersih, aman dan cukup jumlahnya
10.
Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara
teratur
11.
Hindari minum minuman beralkohol
12.
Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13.
Bacalah label pada makanan yang dikemas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar