Epilepsi

Epilepsi dikenal sebagai salah satu penyakit tertua di dunia (2000 tahun SM) dan menempati urutan kedua dari penyakit saraf setelah gangguan peredaran darah otak. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur bukan, penyakit menular dan bukan penyakit keturunan, meskipun secara genetik seseorang bisa saja menderita epilepsi.

Dalam kehidupan sehari-hari, epilepsi merupakan salah satu masalah kesehatan yang menonjol di masyarakat karena permasalahan tidak hanya dari segi medik tetapi juga sosial dan ekonomi yang menimpa penderita maupun keluarga. Walaupun epilepsi telah lama dikenal masyarakat, namun masih banyak yang beranggapan bahwa epilepsi adalah karena masuknya roh jahat ke dalam tubuh manusia, kesurupan atau kutukan dari Tuhan.

Di Indonesia, epilepsi dikenal sebagai “ayan” atau “sawan” dengan populasi sekitar 0.5 – 1% dari penduduk Indonesia.

PENGERTIAN

Epilepsi adalah penyakit menahun akibat aktifitas listrik otak yang abnormal yang mengakibatkan serangan-serangan kejang atau bentuk lainnya seperti perubahan tingkah laku, kesadaran dan perubahan lain yang hilang timbul baik yang terasa ataupun tidak.

PENYEBAB EPILEPSI

Penyebab yang sebenarnya belumlah diketahui secara pasti, namun banyak faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang menderita penyakit ini. Misalnya cedera otak waktu kecelakaan, luka di otak, konsumsi alkohol dan penyakit mematikan lainnya seperti diabetes, kanker otak, dsb.


Selain hal-hal tersebut, faktor genetik juga mempengaruhi seseorang dapat terkena epilepsi. Namun bukan berarti epilepsi adalah penyakit turunan.

FAKTOR RESIKO

Epilepsi bisa menyerang mereka yang mempunyai beberapa resiko seperti di bawah ini:
  1. Keluarga dengan riwayat epilepsi
  2. Cedera kepala yang menyebabkan hilangnya ingatan dan atau kesadaran > 24 jam
  3. Stroke dan penyakit pembuluh darah otak lainnya
  4. Tumor otak
  5. Infeksi otak seperti: encephalitis or meningitis
  6. Keracunan timbal
  7. Gangguan pertumbuhan otak sebelum lahir (saaat masih dalam kandungan)
  8. Penyalahgunaan obat
  9. Riwayat kejang panas
  10. Penyakit Alzheimer

KLASIFIKASI EPILEPSI
Manifestasi serangan epilepsi berbeda-beda tergantung pada fungsi bagian otak mana yang terganggu.

Berikut klasifikasinya:
Epilepsi Umum
Petit Mal (Absence)
Gangguan kesadaran secara mendadak. Penderita diam tanpa reaksi (bengong) lalu melanjutkan kegiatannya semula.

Grand Mal (tonik klonik)
Diawali dengan kehilangan kesadaran kemudian terjadi kejang-kejang, air liur berbusa dan nafas ngorok.

Mioklonik
Adanya kontraksi singkat pada satu atau sekelompok otot, bervariasi dari yang tidak terlihat sampai adanya sentakan hebat. Bisa mengakibatkan jatuh atau tiba-tiba melontarkan benda yang sedang dipegang.

Epilepsi Parsial
Sederhana (tanpa gangguan kesadaran)
Umumnya berupa kejang dan kadang-kadang berupa kesemutan atau rasa kebal pada satu tempat dan dapat berlangsung beberapa menit atau jam.

Kompleks (disertai gangguan kesadaran)
Diawali dengan parsial sederhana, diikuti rasa seperti bermimpi, daya ingat terganggu, halusinasi, atau kosong pikiran. Seringkali diikuti otomatisme seperti mengulang-ulang ucapan, melamun atau berlari tanpa tujuan.

Umum Sekunder
Adanya perkembangan dari parsial sederhana atau kempleks ke umum.


PENGOBATAN
Pada prinsipnya epilepsi dapat diobati untuk mengurangi bahkan menghilangkan serangan
Penderita sebaiknya menghubungi dokter atau pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Penderita harus disiplin untuk minum obat sebagaimana mestinya.

PERTOLONGAN PERTAMA
Saat terjadi serangan pada penderita epilepsi bisa dilakukan tindakan sebagai berikut :
  1. Bersikaplah tenang, beradalah di samping orang tersebut.
  2. Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari benda keras, tajam atau panas dan jauhkan dari tempat/benda berbahaya.
  3. Longgarkan bajunya dan miringkan ke samping untuk mencegah lidah menutupi jalan nafas.
  4. Biarkan kejang berlangsung dan jangan memasukkan benda keras apapun ke mulut (di antara gigi) karena dapat menyebabkan gigi patah.
  5. Penderita akan bingung dan mengantuk setelah kejang, biarkan ia istirahat.
  6. Laporkan pada keluarga terdekat karena hal ini penting untuk pemberian terapi oleh dokter.
  7. Bila serangan berulang-ulang dalam waktu singkat atau penderita terluka berat bawa segera ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar